Kamis, 25 Maret 2010

Biar Tidak Dicaplok Buto

5 Anak Pendowo Diruwat

GUNUNGKIDUL Lima anak laki-laki (pendowo limo) pasangan Yohanes Sumadi (50) dan Christina Suyem (47) keduanya warga dusun Karangasem RT 01 RW 08 Pulutan Wonosari diruwat. Acara ruwatan tersebut ditujukan supaya anak pendawa lima selamat dari bethoro kolo (buto:red).

Informasi PEMBURU menyebutkan prosesi ruwatan tersebut dilaksanakan karena sebelumnya anak ke empat dari pasangan Yohanes Sumadi dan Christina Suyem sering mengalami sakit-sakitan. Lalu kedua orang tua mereka mempunyai nadzar jika kelak sembuh maka akan mengadakan acara ruwatan. Karena anak ke empat sembuh, Rabu (30/12) sekitar pukul 09.30 akhirnya pasangan Yohanes Sumadi dan Christina Suyem pun melaksanakan prosesi ruwatan tersebut.

Sesaji yang disediakan dalam upacara ruwatan diantaranya nasi tumpeng, buah-buahan, peralatan rumah tangga dan peralatan pertanian. Sesaji-sesaji yang ada nantinya diberikan oleh pengunjung, namun salah satu sesaji yakni pecut (cemeti:red) akan selalu disimpan oleh si empunya rumah sebagai jimat tolak bala.

Terdapat pantangan-pantangan yang harus ditaati oleh semua pengunjung yang menonton yakni bagi wanita yang hamil dilarang untuk menonton karena dipercaya akan keguguran, wanita yang sedang menstruasi dilarang karena akan mengakibatkan munculnya musibah banjir, anak kecil yang belum dewasa dilarang karena perkembangannya akan terhambat, dan pada prosesi ruwatan orang yang tidur harus bangun.

Upacara prosesi ruwatan tersebut dimulai dengan acara pagelaran wayang kulit dengan lakon Murwokolo oleh dalang Ki Kerjo utomo, dalang khusus ruwat. Isi cerita ialah menyempurnakan Bethoro kolo dan menyelamatkan 5 anak dari Betoro kolo.

“Khusus lakon yang dimainkan untuk wayang ruwatan, yakni Murwokolo, yang isinmya mengenai penyempurnaan bethoro kolo dan penyelamatan keliama anak oleh bethoro guru dari Bethoro kolo.” Jelas Ki Kerjo Utomo.

Kelima anak yang diruwat ialah Edi Suwasta, Yohanes Yuntoro, Yacobus Yunianto, Andreas Hasto Kusmoro, dan Benidictus Wisnu saputro. Kelimanya mengenmakan pakaian serba putih dan dengan didampingi kedua orang tuanya mereka berada di samping dalang yang memainkan lakon.

Selesai pelaksanana pagelaran wayang, kelima anak yang diruwat lalu disucikan (dimandikan:red)dengan air bunga 7 warna. Cara penyucian diawali dengan bacaan doa-doa khusus oleh dalang selaku pemimpin upacara ruwatan. Lalu dalang mengawali mensucikan kelima anak yang diruwat diikuti kedua orang tua dan keluarga yang lain. Alat yang digunakan untuk mengambil air haruslah menggunakan siwur yang terbuat dari batok kelapa gading.

Acara ruwatan diakhiri dengan prosesi pelepasan hewan peliharaan seperti burung merpati, ayam, dan bebek. Hewan peliharaan yang dilepas nantinya akan dimiliki oleh siapa saja yang berhasil menangkap hewan tersebut.(gng)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.